Konon kucing punya sembilan nyawa. Yah, aku juga tidak tahu
kebenarannya, tetapi aku tahu seekor kucing yang punya dua nyawa. Namanya
Smokey --- setidaknya, begitulah aku memanggilnya. Bulunya bercorak garis-garis
abu-abu, dan ia punya hidung berwarna merah muda, empat cakar putih, dan
telinga kanan yang berbulu sehalus sutra. Aku menemukannya saat ia masih kecil,
gemetar, di garasi kami. Usiaku 9 tahun ketika itu, dan aku menyembunyikannya
di kamarku selama satu minggu, sampai aku yakin ibuku akan mengijinkanku
memeliharanya.
Saat aku berusia 11 tahun, Smokey sudah memiliki
rutinitasnya sendiri. Ia pulang ke rumah pada waktu makan malam, kemudian
berbaring di tempat tidurku. Ia menyukai tiga saudara lelakiku, tetapi jelas ia
hanya setia pada satu orang. Dan, akulah orang itu. Setidaknya, begitulah yang
kusangka.
Suatu malam di bulan Juli, Smokey tidak pulang. Aku merasa
cemas, tetapi ibuku menyakinkanku bahwa kucing memang biasa pergi berpetualang.
Selama beberapa hari berikutnya, aku sibuk mencari Smokey, memanggil-manggil namanya,
berharap ia akan datang di menit berikutnya, tetapi tidak ada tanda-tanda
keberadaannya. Di akhir minggu tersebut kami semua cemas.
.......to be continue
.......to be continue